Rabu, 16 Oktober 2019

NAMA             : ADE RINALDI. V. M
PANGKAT       : SERDA
NOSIS            : 20190422-E
NO ABSEN     : 02
PERCOBAAN 11
MEMBUAT TAMPILAN NAMA SISWA 
MENGGUNAKAN 16 SEGMEN







1. TUJUAN : AGAR BAMASIS MAMPU MEMBUAT TAMPILAN NAMA SISWA MENGGUNAKAN16 SEGMEN.


2. ALAT DAN BAHAN :

    1.       16 SEGMEN COMMON CATHODA
    2.        POWER SUPPLY
    3.        LIVE WIRE
   

3. TEORI DASAR :


     A.   JELASKAN TENTANG 16 SEGMEN COMMON CATHODA
     B.
   JELASKAN TENTANG IC REGULER 7805
     C.
   JELASKAN TENTANG VOLTAGE DIVIDER    


4. LANGKAH PERCOBAAN 

     A. SIAPKAN 16 SEGMEN SEBANYAK 10 BUAH
     B. BUATKAN RANGKAIAN LIVE WIRE

5. BUAT ANALISA 

6. BUAT KESIMPULAN



     A. 16 SEGMEN COMMON CATHODA


  Ini adalah 16 segmen LED katoda umum dan berwarna merah. Keuntungan dari 16 segmen adalah Anda tidak hanya dapat menampilkan 1234567890, tetapi juga ABCDEFGHIJKLM. Ini kompatibel dengan papan roti dan dapat bekerja dengan Arduino dengan menambahkan beberapa resistor yang membatasi saat ini. Jadi, Cocok untuk orang yang pemula dalam hal elektronik.






     B.  IC Voltage Regulator (7805)



IC jenis ini digunakan untuk meregulasi tegangan yang akan digunakan dalam sebuah rangkaian. IC 7805 dapat meregulasi tegangan output menjadi 5 Volt dengan syarat tegangan inout yang masuk ke dalam IC 7805 harus lebih dari 5 Volt. Jika tegangan yang masuk ke dalam IC kurang dari 5 Volt maka tegangan yang dihasilkan tidak akan stabil atau kurang dari 5 Volt. Sedang batas input maksimum yang dibolehkan dapat dilihat di datasheet IC 7805.
Keunggulan:
Jika dibandingkan dengan regulator tegangan lain. IC 7805 ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu:
1. Untuk meregulasi tegangan DC tidak memerlukan komponen tambahan lain
2. Aplikasi mudah dan hemat ruang
3. Memiliki proteksi terhadap overeload, overheat dan hubung singkat
Kekurangan:
1. Tegangan input harus lebih tinggi 2-3 volt dari 5 Volt. Jadi kurang efektif untuk meregulasi 6 V
2. Karena arus sama dan yang diregulasi adalah tegangan maka akan terjadi panas pada IC sehingga       perlu heatsink (pendingin yang cukup).
Cara kerja IC 7805:
Untuk dapat melihat cara kerja IC 7805 dapat dilihat pada rangkaian di bawah ini. Ketika saklar di switch on maka arus akan menuju fuse kemudian dioda. Untuk rangkaian DC murni misal dari aki maka filter capasitor dapat dihilangkan. Tegangan yang semula adalah 12V setelah melewati IC 7805 maka tegangan akan menjadi 5 Volt. Led yang dirangkai dengan resistor disini berfungsi untuk indikasi bahwa arus mengalir ke rangkaian. 
Voltage Divider atau Rangkaian pembagi tegangan biasanya digunakan untuk membuat suatu tegangan referensi dari sumber tegangan yang lebih besar, titik tegangan referensi pada sensor, untuk memberikan bias pada rangkaian penguat atau untuk memberi bias pada komponen aktif. Rangkaian pembagi tegangan pada dasarnya dapat dibuat dengan 2 buah resistor, contoh rangkaian dasar pembagi tegangan dengan output VO dari tegangan sumber VI menggunakan resistor pembagi tegangan R1 dan R2 seperti pada gambar berikut. Rangkaian Dasar Pembagi Tegangan Dari rangkaian pembagi tegangan diatas dapat dirumuskan tegangan output VO. Arus (I) mengalir pada R1 dan R2 sehingga nilai tegangan sumber VI adalah penjumlahan VS dan VO  sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut. Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian ( o S v , v ), masing-masing sebading dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut. Sehingga besarnya VO  dapat dirumuskan sebagai berikut.
d.    Battery

Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).

Jenis-jenis Baterai
Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif( Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda) serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat sekali pakai (single use battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery).

C. Voltage Divider


Voltage Divider atau Rangkaian pembagi tegangan biasanya digunakan untuk membuat suatu tegangan referensi dari sumber tegangan yang lebih besar, titik tegangan referensi pada sensor, untuk memberikan bias pada rangkaian penguat atau untuk memberi bias pada komponen aktif. Rangkaian pembagi tegangan pada dasarnya dapat dibuat dengan 2 buah resistor, contoh rangkaian dasar pembagi tegangan dengan output VO dari tegangan sumber VI menggunakan resistor pembagi tegangan R1 dan R2 seperti pada gambar berikut. Rangkaian Dasar Pembagi Tegangan Dari rangkaian pembagi tegangan diatas dapat dirumuskan tegangan output VO. Arus (I) mengalir pada R1 dan R2 sehingga nilai tegangan sumber VI adalah penjumlahan VS dan VO  sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut. Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian ( o S v , v ), masing-masing sebading dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut. Sehingga besarnya VO  dapat dirumuskan sebagai berikut.


d.    Battery

Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).

Jenis-jenis Baterai
Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif( Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda) serta Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat sekali pakai (single use battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery).



Rumus dan Rangkaian Pembagi Tegangan (Voltage Divider) – Voltage Divider atau Pembagi Tegangan adalah suatu rangkaian sederhana yang mengubah tegangan besar menjadi tegangan yang lebih kecil. Fungsi dari Pembagi Tegangan ini di Rangkaian Elektronika adalah untuk membagi Tegangan Input menjadi satu atau beberapa Tegangan Output yang diperlukan oleh Komponen lainnya didalam Rangkaian. Hanya dengan menggunakan dua buah Resistor atau lebih dan Tegangan Input, kita telah mampu membuat sebuah rangkaian pembagi tegangan yang sederhana.
Pengetahuan Pembagi Tegangan atau Voltage Divider ini sangat penting dan merupakan rangkaian dasar yang harus dimengerti oleh setiap Engineer ataupun para penghobi Elektronika.
 Terdapat dua bagian penting dalam merancang Pembagi Tegangan yaitu Rangkaian dan Persamaan Pembagi Tegangan.

Rangkaian Pembagi Tegangan (Voltage Divider)
Pada dasarnya, Rangkaian Pembagi Tegangan terdiri dari dua buah resistor yang dirangkai secara Seri. Berikut ini adalah rangkaian sederhana sebuah pembagi tegangan atau Voltage Divider.
Rumus dan Rangkaian Pembagi Tegangan (Voltage Divider)

Rumus/Persamaan Pembagi Tegangan (Voltage Divider)

Aturan Pembagi Tegangan sangat sederhana, yaitu Tegangan Input dibagi secara proporsional sesuai dengan nilai resistansi dua resistor yang dirangkai Seri.
Vout = Vin x (R/ (R1+R2))

Contoh Kasus Perhitungan Rangkaian Pembagi Tegangan

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus perhitungan pada Rangkaian Pembagi Tegangan sehingga kita mendapat tegangan yang diinginkan saat merancang sebuah rangkaian elektronika.

Contoh Kasus 1

Sebagai contoh, kita memberikan tegangan input sebesar 9V pada rangkaian pembagi tegangan tersebut dengan nilai R1 adalah 1000 Ohm dan R2 adalah 220 Ohm berapakah Tegangan Output pada R1 yang kita dapatkan ?
Diketahui :
Vin = 9V
R1 = 1000 Ohm
R2 = 220 Ohm
Vout = ?
Penyelesaian :
Vout = Vin x (R1 / (R1+R2))
Vout = 9 x (1000/(1000+220))
Vout = 9 x (1000/1220)
Vout = 9 x 0.82
Vout = 7,38 Volt
Jadi Tegangan Output dari rangkaian Pembagi tersebut adalah 7,38 Volt.

Contoh Kasus 2

Pada saat kita merancang suatu rangkaian Elektronika, kita ingin mendapat tegangan 2,5V dari tegangan Input 9V dengan menggunakan rangkaian dasar Pembagi Tegangan. Berapakah nilai R1 dan R2 yang kita perlukan untuk mendapatkan tegangan yang kita inginkan?
Diketahui :
Vin = 9V
Vout = 2,5V
R1 = ?
R2 = ?
Penyelesaian :
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan Total nilai R yang diinginkan, contoh 1000 Ohm atau R = R1 + R2 = 1000 Ohm. Perlu diketahui bahwa Rasio R1:R adalah sama dengan Rasio V1:V. Dalam kasus ini, V1 = 2,5V, jadi V1:V = 2,5V/9V= 0,28. Oleh karena itu, perbandingan rasio R1:R juga harus 0,28. Karena total nilai R yang kita tentukan adalah 1000 Ohm maka perbandingannya juga harus R1/1000=0,28. Hasilnya, R1=280Ohm. Untuk mendapatkan nilai R2, cukup dengan melakukan pengurangan yaitu 1000 Ohm – 280 Ohm = 720 Ohm.
Jadi Nilai R1 dan R2 yang diperlukan adalah :
R1 = 280 Ohm
R2 = 720 Ohm

1.     Lampu Penerangan Rumah
2.     Lampu Penerangan Jalan
3.     Papan Iklan (Advertising)
4.     Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5.     Lampu Dekorasi Interior maupun Exterior
6.     Lampu IndikatorPemancar Infra Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player)

  4. ANALISA

     a. 16 segmen memiliki kaki sebanyak 16.
     b. Masing-masing kaki memiliki garis tersendiri.
c. 16 ini menggunakan common cathoda.
d. Common 16 segmen ini disambungkan ke ground maka dari itu disebut commo cathoda.
e. 16 segmen ini bisa mebuat bentuk huruf.
f.  16 segmen ini juga bisa dibuat untuk mebuat bentuk angka
g. Jadi untuk membuat kalimat atau angka beruntun bisa menggunakan 16 segmen ini.

     6.    KESIMPULAN
  
                     Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu rangkaian 16 Segment dapat langsung terhubung ke dalam arus tanpa melalui suatu hambatan resistor yang berfungsi sebagai pengatur hambatannya .Rangkaian 16 segmen ini menggunakan Common Cathoda, yaitu common pada segmennya dihubungkan ke ground. 
                  Pada percobaan tersebut dapat dianalisa semakin besar arus tegangan pada running LED seven segment anoda menggunakan thrystor dimana besar kecilnya potensio mempengaruhi daya laju ganti hidupnya lampu di seven segment  dan hasil di oscilloscope (menghitung suatu jumlah pulsa yang dihasilkan dari dalam waktu 1 detik).
                                           Pertama disetting potensio di angka 2K, menunjukkan deret laju nyala di seven segment sangat cepat sehingga bergantian dan pembentukan pulsa dalam 1 detik lebih singkat.
                                           Kedua disetting potensio di angka 5K, menunjukkan mulai melambatnya nyala lampu bergantian seperti terbebani dan makin memakan waktu dalam suatu penghasilan 1 pulsa pada 1 detik.
                                           Ketiga disetting potensio di angka max atau 10K, menunjukkan lambatnya pergantian lampu di seven segment dan dalam pembentukan 1 pulsa membutuhkan waktu lebih dari 1 detik.
                                           Keempat pembentukan 1 pulsa = nyala 1 lampu 7 segment.